
- A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis penghasil kelapa terbesar di dunia. Misalnya, di Jawa tanaman
kelapa di tanam dalam bentuk pekarangan, sedangkandi pulau-pulau lain tanaman kelapa di tanam dalam bentuk monokulturperkebunan. Kelapa merupakan sumber pendapatan rakyat Indonesia (Warisno,1998).
Tanaman kelapa mempunyai manfaat besar dalam kehidupan manusiasehari-hari. Mulai dari akar, batang sampai ke pucuk dapat dimanfaatkan.Tanaman kelapa juga memberi devisa besar bagi perekonomian rakyat dan negara(Soedijanto, 1991).
Kelapa adalah penghasil bahan makanan dalam kehidupan rakyatIndonesia. Rata-rata 80 % dari hasil buah kelapa di seluruh nusantara dipakaisebagai bumbu dan untuk minyak 20 %. Buah kelapa merupakan minyak nabatibermanfaat di dunia, karena banyak sekali kegunaannya, yaitu sebagai bahanmakanan seperti minyak, industri sabun, lilin, dan ramuan obat-obatan(Setyanidjaja, 1995).
VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang terbuat daridaging kelapa. Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis sehingga minyak kelapajuga disebut minyak tropis (tropical oil). VCO mengandung asam lemak rantaisedang yang mudah diurai dalam tubuh. Kandungan asam lemak rantai sedangtersebut mempunyai kemampuan menjadi sumber energi di sel-sel tubuh manusia.
Pembuatan VCO ada enam cara yaitu tradisional, pemanasan, pengasaman,sentrifugasi, pancingan dan enzimatis.Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pembuatan VCOdari santan kelapa dengan bantuan enzim. Ikatan protein minyak yang berada padaemulsi santan bisa dipecah dengan bantuan enzim yaitu enzim protease. Salah satuenzim yang dapat digunakan untuk memecahkan ikatan lipoprotein dalam emulsilemak adalah enzim bromelin yang terdapat pada buah nanas (Setiaji, 2006).
Salah satu olahan buah kelapa yang sangat menjanjikan dan mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan adalah minyak kelapa murni atau sering dikenal dengan nama Virgin Coconut Oil (VCO). VCO ini dipercaya ampuh memberantas berbagai penyakit degeneratif diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes melitus dll sehingga harga dari minyak ini menjadi sangat tinggi.
VCO yang dihasilkan dari proses enzimatis memiliki keunggulan antaralain VCO berwarna bening, kandungan asam lemak di dalam VCO tidak banyakberubah sehingga khasiatnya tetap tinggi, tidak mudah tengik karena komposisiasam lemaknya tidak banyak berubah. Rendemen yang dihasilkan tinggi (Setiaji,2006).
Penelitian Tiarawaty, (1997) menyebutkan bahwa ekstraksi VCOdengan menggunakan enzim bromelin dari daging nanas sebanyak 2 gram denganvolume santan 100 mL dan lama fermentasi 16 jam menghasilkan rendemenminyak 29 %. VCO yang dihasilkan mempunyai kadar air 0,25 %; bilangan iod8,6; bilangan asam 0,65; bilangan proksida 0,74 % dan bilangan penyabunan 250.
Pembuatan VCO dengan menggunakan jenis enzim untuk menghasilkan rendemen yang maksimal, misalnya enzim bromelin yang berasal dari sari buah nanas. Nanas (Ananas comosus (L) Merr) adalah, salah satu tanaman daerah tropis yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik dalam bentuk olahan maupun segar. Buah nenas mengandung enzim yaitu enzim bromelin. Bromelin merupakan enzim proteolitik yang ditemukan pada bagian batang, tangkai, hati/bonggol dan daging buah nanas, enzim ini mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino (Anonim, 2009).
- B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengerti dan memahami cara membuat VCO menggunakan enzim pada buah nanas.
- II. TINJAUAN PUSTAKA
- a. Kelapa (Cocos nucifera)
Kandungan kimia pada daging kelapa adalah air, protein, dan lemak yang merupakan jenis emulsi dengan emulgatornya. Emulsi adalah zat cair yang tidak dapat tercampur yang terdiri dari dua fase (air dan minyak). Emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat emulsi, dalam hal ini emulgatornya adalah protein. Pada ikatan protein akan membungkus butiran-butiran minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga butiran-butiran minyak tidak bisa tergabung, begitu juga dengan air. Emulsi tidak akan terpecah, karena masih ada tegangan muka protein air yang lebih kecil dari protein minyak. Untuk merusak ikatan emulsi lemak pada santan kelapa mengunakan metode enzimatis (Setiaji, 2006).
Buah kelapa memiliki komposisi kimia seperti air, kalori dan fosfor yang tinggi, dan mengandung sedikit protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi serta vitamin. Menurut Ketaren (1986), bahwa adapun komposisi kimia daging buah kelapa per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Buah Kelapa per 100 Gram
Zat Gizi
|
Buah Muda
|
BuahSetengah Tua
|
Buah Tua
|
Kalori
|
68,0 kal
|
180,0 kkal
|
359,0 kkal
|
Protein
|
1,0 g
|
4,0 g
|
3,4 g
|
Lemak
|
0,9 g
|
13,0 g
|
34,7 g
|
Karbohidrat
|
14,0 g
|
10,0 g
|
14,0 g
|
Kalsium
|
7,0 mg
|
8,0 mg
|
21,0 mg
|
Fosfor
|
30,0 mg
|
55,0 mg
|
98,0 mg
|
Besi
|
1,0 mg
|
1,3 mg
|
2,0 mg
|
Aktivitas vitamin A
|
0,0 Iμ
|
10,0 Iμ
|
0,0 Iμ
|
Thiamin
|
0,06 mg
|
0,05 mg
|
0,1 mg
|
Asam askorbat
|
4,0 mg
|
4,0 mg
|
2,0 mg
|
Air
|
83,3 g
|
70,0 g
|
46,9 g
|
Bagian yang dapat dimakan
|
53 g
|
53 g
|
53 g
|
Sumber : Ketaren, (1986).
- b. Santan
Santan adalah cairan berwarna putih yang diperoleh dari pengepresan atau pemerasan daging kelapa segar dengan atau tanpa penambahan air. Pengolahan santan yang tahan lama dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis dan ukuran buah kelapa, cara dan tahap pemerasan dan faktor-faktor lainnya (Sukardi, 1995; Joeswadi, 1984).
Santan kelapa diperoleh dengan memeras campuran parutan kelapa dengan air. Banyaknya air santan yang diperoleh sangat tergantung pada banyaknya air yang ditambahkan pada saat pembuatan santan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemerasan parutan kelapa tanpa air diperoleh emulsi minyak dalam air yang mengandung minyak sekitar 41- 44%, air sekitar 46%, zat padat bebas lemak sekitar 10%, dan protein sekitar 4,8%. Bahan tersebut dinamakan sebagai krim kelapa atau “cocos cream” (M. Qazuini, 1993).
Santan adalah cairan yang berwarna putih yang diperoleh dari pemerasan. Jika santan didiamkan akan terpisah menjadi dua fase yaitu fase skim yang jernih bagian bawah dan fase krim yang berwarna putih susu dibagian atas. (Winarno,2004).
- c. Nanas (Ananas comosus (L) Merr)
Nanas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki kandungan air 90% dan kaya akan kalium, kalsium, iodium, sulfur, dan khlor. Selain itu juga kaya asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin B, Vitamin A, Vitamin C, Dekstrosa, Sukrosa (gula tebu), dan enzim bromelin. Nanas termasuk komoditas buah yang mudah rusak, susut, dan cepat busuk. Oleh karena itu, seusai panen memerlukan penanganan pasca panen, salah satunya dengan pengolahan (Kurniawan, 2008).
Menurut Anonim (2009), bahwa adapun kandungan gizi dari nanas menurut BPPHP (Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi) dapat dilihat pada Tabel2:
Tabel2. Kandungan Gizi dari Buah Nenas
No. | Kandungan gizi | Jumlah |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 | Kalori Protein Lemak Karbohidrat Fosfor Zat Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin C Air Bagian dapat dimakan | 52,00 kal 0,40 g 0,20 g 16,00 g 11,00 mg 0,30 mg 130,00 SI 0,08 mg 24,00 mg 85,30 g 53,00 |
Sumber : Anonim (2009)
- d. Enzim Bromelin
Bromelin adalah enzim yang diekstrak dari buah nanas (Ananas comosus). Bromelin diisolasi dari buah nanas dengan menghancurkan daging buah untuk mendapatkan ekstrak kasar enzim bromelin. Buah nanas yang muda maupun yang tua mengandung enzim bromelin (Winarno, 1986).
Aktifitas enzim bromelin dipengaruhi oleh kematangan buah nanas dan konsentrasi pemakaian. Untuk memperoleh hasil yang maksimum digunakan buah nanas yang muda, karena buah nanas yang muda mengandung enzim bromelin lebih banyak, sehingga dalam proses pemecahan santan kelapa dalam emulsi lemak lebih cepat. Semakin banyak nanas yang digunakan, semakin cepat proses pemecahan lipoprotein dalam emulsi lemak (Winarno, 1986).
Aktivitas bromelin optimum pada suhu 500C, diatas suhu tersebut keaktifan akan menurun. pH optimum 6,5-7 dimana enzim akan mempunyai konformasi yang mantap dan aktivitas maksimal (Winarno, 1986).
Pada bagian bonggol dan hati buah nanas banyak terdapat enzim Bromelin (Setiaji, 2006). Penambahan enzim bromelin dapat mempercepat proses perusakan sistem emulsi santan yang akan dihidrolisis menjadi asam-asam amino melalui ikatan peptida. Emulsi santan yang sudah dirusak maka akan terbentuk tiga lapisan yaitu dari lapisan atas minyak, padatan, dan air.
Menurut Ferdiansyah (2005), Bahwa adapun kandungan enzim bromelin pada tanaman nenas dapat di lihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan bromelin di dalam tanaman nenas (persen)
No | Bagian Buah | Persentase |
1 | Buah utuh masak | 0,060 – 0,080 |
2 | Daging buah masak | 0,080 – 0,125 |
3 | Kulit buah | 0,050 – 0,075 |
4 | Tangkai | 0,040 – 0,060 |
5 | Batang | 0,100 – 0,600 |
6 | Buah utuh mentah | 0,040 – 0,060 |
Sumber : Ferdiansyah (2005)
Bromelin merupakan salah satu jenis enzim protease sulfhidril yang mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino. Bromelin ini berbentuk serbuk amori dengan warna putih bening sampaikekuning-kuningan, berbau khas, larut sebagian dalam aseton, eter, dan CHCl3 (Anonim, 2009).
- e. Virgin Coconut Oil (VCO)
Menurut Setiadji (2004), minyak kelapa yang dianggap racun malah menjadi obat antivirus termasuk virus HIV. Minyak tersebut mengandung 48% asam laurat, yaitu asam lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (MCFA, Medium Chain Fatty Acids) yang mudah diserap oleh tubuh, sehingga dapat langsung masuk dalam metabolisme menghasilkan energi, dan tidak menyebabkan timbunan jaringan lemak. Selain itu di dalam tubuh asam laurat akan diubah menjadi monolaurat yang bersifat antimikrobia.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional yang biasa dilakukan adalah dengan cara merebus santan terus menerus hingga didapatkan minyak kelapa. Minyak yang dihasilkan bermutu kurang baik, jika di uji mutunya akan mempunyai angka peroksida dan asam lemak bebas yang tinggi, dan juga warna minyak kuning kecoklatan sehingga minyak akan cepat menjadi tengik dalam dua bulan. Dengan mengubah metode pembuatan minyak kelapa, minyak kelapa yang biasa dibuat melalui proses pemanasan diubah menjadi pembuatan minyak kelapa tanpa melalui pemanasan.
Pembuatan minyak kelapa yang dilakukan Setiadji (2004) adalah dengan memancing minyak dalam santan dengan minyak kelapa. Teknologi ini memanfaatkan reaksi kimia sederhana, dimana santan adalah campuran air dan minyak. Kedua senyawa ini bisa bersatu karena adanya molekul protein yang mengelilingi molekul-molekul minyak. Dengan teknik pemancingan, molekul minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan sampai akhirnya bersatu. Tarikan itu membuat minyak terlepas dari air dan protein. Minyak yang dihasilkan adalah minyak kelapa dengan kualitas tinggu yang disebut Virgin Coconut Oil (VCO).
VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa segar yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan. Kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan, dan minyak mempunyai warna lebih jernih dan dapat tahan selama dua tahun tanpa menjadi tengik (Anonimous, 2005).
Salah satu cara untuk meningkatkan rendemen minyak yang terekstrak dari krim santan dapat dilakukan dengan menambahkan suatu enzim yang dapat memecah protein yang berperan sebagai pengemulsi pada santan. Pemecahan emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim papain merupakan salah satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis reaksi pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana (Muhidin, 2001).
Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya misalnya seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, VCO memiliki beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat tinggi, komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah. Asam laurat merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau dalam istilah kesehatan lebih dikenal dengan medium chain fatty acid (MCFA).
Beberapa asam lemak rantai sedang yang terkandung didalam VCO yaitu asam kaprilat (C8) sebanyak 5.0-10.0%, asam caprat (C10) sebanyak 4.5-8.0% dan asam laurat (C12) sebanyak 43-53%. Asam laurat misalnya, didalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin yaitu sebuah senyawa monogliseride yang bersifat antivirus, antibakteri, antiprotozoa (Proyugo, 2006)
Selain asam laurat, VCO juga mengandung capric acid yang berantai sedang. Asam inipun bermanfaat bagi kesehatan manusia yang didalam tubuh akan diubah menjadi monocaprin. Monocaprin sangat bermanfaat mengatasi berbagai penyakit.
- III. MATERI DAN METODE
- A. Tempat dan Waktu
Praktikum“Pembuatan VCO (Virgine Coconut Oil) Secara Enzimatis Menggunakan Nanas” di laksanakan di Laboratorium Agroteknologi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, pada hari Jumat tanggal 2 Januari2013 pukul 08:00 WIB.
- B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan :
- Air 1 liter
- Kertas saring
- Kelapa typical (Cocos nucifera L.)
- Buah nanas
Alat yang digunakan:
- Parut
- Baskom
- Penyaringan
- Timbangan
- Pipet tetes
- Gelas beaker
- Pengaduk
- Kompor listrik
- Erlenmeyer
- Stoples transparan
- Selang pemisah
- Pisau
- Sendok pengaduk
- Corong gelas
- C. Cara Kerja
- 1. Preparasi Sampel Ekstrak Kasar Bromelin
F Buah nanas ditimbang dan dibelah menjadi 2
F Dikupas dan diambil buahnya selanjutnya dicuci
F Dihaluskan menggunakan blender
F Setelah ekstrak kasar enzim bromelin jadi, kemudiandisimpan dalam wadah kering yang tertutup.
- 2. Pembuatan Krim Santan Buah Kelapa Typical (Cocos nucifera L.)
F Daging buah kelapa ditimbang
F Dibersihkan dan diparut kemudian ditambahkan air 1- 1,5 liter
F Selanjutnya diperas hingga diperoleh santan.
F Santan kelapa yang diperoleh disaring mengunakan saringan.
F Kemudian santan kelapa ditampung dalamstoples transparan, didiamkan selama satu jam sehingga terbentuk dua lapisan krim pada bagian atas dan skim yang ada yang terlarut dalam air pada bagianbawah. Untuk memperoleh krim santan, maka skim yang terlarut dalam air padabagian bawah dibuang menggunakan selang air.
- 3. Pembuatan VCO
F Krim santan dimasukkan dalam setoples bening
F Kemudian dicampurkan dengan ekstrak enzim bromelin daribuah nanas
F Campuran ini didiamkan selama 20 jam sehingga terbentuktiga lapisan air pada bagian dasar, protein pada bagian tengah dan minyak padabagian atas.
F Kemudian lapisan minyak paling atas diambil dengan pipet tetes dandisaring dengan kertas saring.
- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
- A. Hasil
Deskripsi
| |
Kelapa Utuh
|
Kelapa setelah dibuka
|
F Buah sudah koclak |
F Kulit luar berwarna coklat
F Diameter 13 cmF Kulit luar ada yang berwarna coklat muda ada juga yang coklat tua.
F Warna daging buah putih
F Ketebalan 1,1 cm
F Aroma khas kelapa segar
F Daging buah masih keras
Nanas
Nanassetelah dibuka
F Diameter 7,5 cm
F Warna kulit hijauF Warna daging buah kuning segar
F Daging buah beraroma khas nanas segar
Bahan
|
Jumlah
|
Berat Sebelum di haluskan (gram)
|
Berat Setelah di haluskan(gram)
|
Kelapa
|
3 butir
|
1375 gram
|
1375 gram
|
Nanas
|
½ buah
|
300 gram
|
200 gram
|
- B. Pembahasan
- 1. Preparasi Sampel Ekstrak Kasar Enzim Bromelin
Praktikum kali ini ini diawali dengan pembuatan ekstrak kasar enzim bromelin dari buah nanas. Buah nanas yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari pasar dengan kriteria daging buah kuning segar , berdiameter 7,5 cm dan kulit luarnya masih terlihat masih hijau. Bromelin diekstrak daricairan buah nanas dengan cara diblender (menghancurkan) daging buah untukmendapatkan sari buah nanas. Hati nanas yang ada pada daging buah diikutkandalam proses pemarutan.
- 2. Pembuatan Krim Santan Buah Kelapa Typical (Cocos nucifera L.)
Krim santan yang digunakan pada praktikum ini diperoleh dari dagingbuah kelapa. Pengeluaran santan dari buah kelapa diawali dengan pemotongandaging menjadi ukuran yang lebih kecil dan dilakuakn proses pemarutan secara manual oleh praktikan. Pemarutan disinidimaksudkan untuk memperluas permukaan dan merusak dinding sel, sehinggaminyak dalam daging kelapa keluar. Selanjutnya hasil parutan diletakan dibaskom besar dan dilakukan penambahan air sekitar 1 – 1,5 liter untuk 1,375 kg kelapa parut. Penambahan mengunakan airdikarenakan tingkat kelarutannya akan lebih mudah.
Fungsi penambahan air adalah mengeluarkankomponen senyawa dalam daging kelapa. Kemudian daging kelapa yang sudahbercampur dengan air diperas. Tujuannya untuk mengeluarkan seluruh komponenkomponenpada daging kelapa, terutama minyak yang terdapat dalam butirandaging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan akanmenghasilkan krim yang lebih banyak. Kemudian santan yang didapat dalampraktikum ini disaring menggunakan kain saring agar santan dengan ampas tidakbercampur. Selanjutnya santan kelapa yang diperoleh didiamkan selama 1 jamsampai terpisah menjadi dua fase yaitu fase skim yang jernih dibagian bawah (air)dan fase krim yang berwarna putih susu dibagian atas (minyak). Skim berada dibagian bawah dikarenakan berat jenis skim lebih besar dari pada krim sehinggaposisi krim berada paling atas (Sukartin, 2006).
- 3. Pembuatan VCO
Santan kelapa merupakan cairan yang berwarna putih susu yang diperoleh dari pemerasan daging kelapa. Santan merupakan emulsi yang terdiri dari duafase, yaitu fase air dan fase minyak yang tidak saling bercampur, karenadistabilkan oleh suatu emulgator. Emulgator adalah zat yang berfungsi untukmemperkuat emulsi, dalam hal ini sebagai emulgatornya adalah protein. Keduafase tersebut diikat oleh molekul protein yang mengandung rantai hidrokarbondengan ujung polar. Bagian karbon dari protein bersifat hidrofobik yang larutdalam minyak dan ion bersifat hidrofilik yang larut dalam fase air karena asamamino larut dalam air, gugus karboksilat akan melepaskan ion H+, sedangkangugus amina akan menerima ion H+. Asam amino dapat membentuk ion yangbermuatan positif dan juga bermuatan negatif atau ion amfoter. Minyak dapatkeluar dari sistem emulsi bila ikatan emulsi tersebut dirusak.
Metode yang digunakan untuk merusak sistem emulsi adalah metodeenzimatis. Terbentuknya minyak merupakan terhidrolisisnya ikatan peptida padakrim santan oleh enzim. Jika ikatan peptida tersebut terhidrolisis dan putus, makaminyak dapat keluar dari sistem emulsi. Praktikum ini diawali dengan pengambilan krim santan sebanyak 1375 gram kemudian ditaruh dalam toples bening untuk mempermudah mengamati pembuatanVCO. Kemudian ditambahkan dengan buah nanas dan konsentrasi ekstrak kasarenzim bromelin. Proses selanjutnyadifermentasi selama 20 jam untuk memperoleh tiga lapisan dari campuran krimsantan dan enzim bromelin yaitu air (bawah), protein (tengah) dan minyak (atas).Minyak berada di fase paling atas dikarenakan memilliki masa jenis lebih rendahdibandingkan air. Protein merupakan suatu emulgator pada krim santan atauterdegradasi melalui proses hidrolisis dengan bantuan enzim bromelin yangmerupakan enzim hidrolase pada substrat protein. Pemecahan proteinmenyebabkan sistem emulsi menjadi tidak stabil sehingga minyak dapat terpisahdari sistem emulsi.
Proses pembuatan VCO juga dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak kasarenzim bromelin. Fungsi yang paling penting dari protein adalah aktivitas enzim.Enzim mengendalikan dan mengkatalisasikan aktivitas kimia dari suatu sel hidup.Banyak faktor yang mempengaruhi laju reaksi suatu enzim, salah satu yang palingpenting adalah konsentrasi substrat suatu enzim.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkanbahwa Konsentrasi ekstrak kasar enzim bromelin tidak berpengaruh terhadap rendemenVCO yang dihasilkan oleh sebab nanas yang digunakan sudah matang.
DAFTAR BACAAN
Anonim, 2009. Manfaat Nenas. http://rocky16amelungi.wordpress.com/ 2009/09/14/vi-manfaat-nanas/. Diakses tanggal 23 Januari 2012. Makassar
Anonymous. 2005. Pembuatan VCO secara fermentasi. Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/pembuatan VCO secara fermentasi, diakses tanggal 2 Desember 2008 pukul 01.20 Wib.
Artikel, diakses pada tanggal 24 Oktober 2008 Pukul 12.16 Wib.
Ferdiansyah, V. 2005.Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai Matriks Penyangga pada Imobilisasi Enzim Protease. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia-Press. Jakarta.
M.Qazuini.1993. Proses Pembentukan Bau Pada Minyak Kelapa. Yogyakarta. Liberty.
Setiaji, B. 2006.Membuat VCO (Virgin Coconut Oil) Berkualitas Tinggi.Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyamidjaja, D. 1995. Bertanam Kelapa. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Soedijanto. 1991. Kelapa. CV. Yasaguna Anggota IKAPI : Jakarta.
Sukardi dkk.1995. Pembuatan Model Industri Kecil Santan Awet di Sentra Produksi. Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya. Malang.
Tiarawaty. 1997. Pemanfaatan Buah Kelapa Sebagai Bahan Baku AlternatifMinyak Goreng. http://faridahjuliet.multiply.com/reviews/item/1,
Warisno, 1998, Budi Daya Kelapa Kopyor. Kanisius (Aggota IKAPI). Yogyakarta
Winarno, F.G. 2004.Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno. 1986. Enzim Pangan. PT. Gramedia : Jakarta.
Bagaimana air kelapa dengan kelapa dijadikan santan untuk VCO
BalasHapus